Halaman

Jumat, 15 Juni 2012

Matarmaja IV

Saat itu bulan Juni tahun 2008...

Aku beringsut dari tempat tidur, waktu menunjukkan pukul 06.30.. Tapi suasana seperti masih sangat pagi, matahari belum menampakkan sinarnya, udara dingin Desa Tlogosari menusuk tulangku.. Kampung halamanku di Jawa Tengah sudah dingin, tapi disini lebih dingin lagi...

Kuayunkan langkahku menuju kamar mandi, sebenarnya aku nerves ketemu sama keluarganya Mbak Sus, wong aku nggak terlalu paham bahasanya waktu itu.. Aku cuma tersenyum waktu lewat diantara mereka yang sedang sibuk memasak di dapur, ada Mbak Sus dan Emak Supar dan Mbok Njas, sedangkan Mbah Tun tidak kelihatan, Pak Slamet juga tidak ada.
Agak ragu juga ketika mau keluar dari kamar mandi, jujur waktu itu aku takut ketemu orang.

Tiga gelas kopi hitam tersaji di meja ruang tamu, rumah tembok yang megah itu semakin membuat hawa dingin.
"Kopine Wit..." kata Mas ku membuyarkan lamunanku,
"He'em.." jawabku..
Memang setiap pagi Mbak Sus selalu membuatkan kopi, bahkan ketika 2 tahun kedepan aku menjadi bagian dari keluarga mereka, aku dilayani dengan baik.. Itulah kadang hal yang aku rindukan sampai saat ini.. Kopi di pagi hari dan sebatang rokok BMW yang saat itu harganya 4 ribu.

.....................

Mas Ku sudah berubah.. pikirku.. Dulunya dia adalah orang yang malas, sekarang dia lebih rajin, mungkin karena tanggungannya.. Aku ingat pada waktu itu, aku tak pernah akrab dengan Mas ku sebelum itu, aku menghormatinya, sedikit banyak timbul kekaguman dalam hatiku terhadap prinsip - prinsipnya, walaupun hanya kutahu dari tulisan - tulisan yang ku baca..

Mas Ku lebih sering hidup nomaden daripada dirumah, merantau, hingga pada saat itu aku masing SMP, aku ingat ketika Mas Ku ditunangkan dengan Gadis tetangga desa, anaknya seorang kepala desa, yang notabene masih satu buyut dengan keluarga ibu ku. Entah apa Mas Ku benar - benar mencintainya, aku tak terlalu memikirkannya waktu itu.
Hingga suatu hari kulihat wajahnya memancarkan sesuatu yang berbeda. Saat itu Mas Ku berangkat ke Malaysia, merantau untuk mencari modal untuk menikah, katanya..

Hingga suatu hari aku mendengar kabar bahwa Gadis itu di nikahkan dengan orang satu kampungnya. Entah bagaimana ceritanya kok pertunangan itu bisa dibatalkan. Saat itu aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Mas Ku. Dan entah bagaimana orang - orang memberitahu Mas Ku tentang hal itu.

2 tahun Mas Ku berada di Malaysia, kemudian pulang dan melamar Mbak Sus yang dikenalnya di Malaysia juga. Saat itu sebenarnya aku ingin sekali ikut, tapi karena keterbatasan mobil jadi aku ditinggal, tidak apa - apa.. aku menunda hoby touringku saat itu.
Begitupun saat Mas Ku menikah disana, aku cuma bisa mengucapkan selamat via SMS, itupun pinjam hp temanku. Tak apa.. pikirku, apalah arti ucapan seorang anak kecil.

Selama itu aku tidak pernah berbincang dengan Mas Ku, di Malang, inilah kami mulai berinteraksi, kami merasa cocok.. Apalagi ditambah hadirnya Angga.. Membuat ku merasakan ada ikatan batin dengan bocah itu. Sampai saat ini aku masih sering merindukan Angga, cerianya, kadang saat ia diam mendengarkan ceritaku. Dan ketika ngamuk karena minta sesuatu...
Hmmhh... Sekarang dia hampir punya adik.. kadang aku khawatir kalau ia tak lagi diperhatikan.. tapi semoga ia tetap baik - baik saja..

bersambung....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebenarnya blog ini berisi catatan bebas, yang tak berarti apa - apa, jadi jangan terlalu diambil hati. Jika ingin berkomentar mohon berkomentar secara bijak. Suwun..