Halaman

Senin, 05 November 2012

Perjalanan...

Iklan sule...
Pagi tadi aku udah pergi ke indomaret, gak punya duit padahal... sebenarnya hanya ingin memakai parfum gratis.. hehehe... untung gak di marahi sama yang jaga...

Barusan aku naik bis salah jurusan..... wkwkwk...
belajar SEMPEL....

Sekarang lagi ngeblog sambil senyam senyum sendiri...

Minggu, 28 Oktober 2012

Mbah Marjo VS Handoko...


Handoko Mumet...
Entah kenapa tiba-tiba aku teringat seorang teman waktu masih nggelandang di Semarang, Beliau-beliau ini umurnya sudah uzur, ya kurang lebih sekitar 60 tahunan kurang beberapa puluh tahun lah. Banyak hal yang aku sukai dari keduanya, antara lain adalah sifat mereka yang slow kendho, dan gak kakean eker... 

Belakangan dari sms sahabat-sahabat di Semarang, Mbah Marjo mulai menyukai pendakian gunung yang sebenarnya, (dulunya suka mendaki gunung yang bukan gunung beneran).. sedangkan Handoko sudah sejak lama mengikuti jejak para pendaki meskipun selalu dengan napas ngos-ngosan akibat kebanyakan nglinthing mbako, saya akui manusia yang satu ini kreatip, karena lebih suka ngutangin uangnya ke teman-temannya daripada buat beli rokok, dan dia memilih nglinting dewe, sangu mbako....

Keduanya berasal dari daerah yang jauh, Handoko adalah keturunan werok.. eh.. Warok, dari Ponorogo yang terkenal dengan Warok Suramenggala beserta kesenian Reog nya, konon Handoko ikut demo ke keduataan Malaysia ketika Reog di klaim oleh malaysia sebagai kesenian mereka.
Marjo kalah Remi....

Sedangkan Mbah Marjo adalah sisa-sisa manusia masa lalu yang berasal dari daerah Kebumen, dengan bahasa yang khas dengan ngapaknya.... Namun manusia hitam manis ini telah lama berkecimpung di  dunia malam Semarang, karena kalo malam dua orang manusia ini tidak pernah tidur, suka bergentayangan dari pohon ke pohon ketika musim mangga tiba, atau milih ndekemi warnet pas gratisan malam-malam... hehe...

Hal yang sangat disukai banyak orang dari mereka berdua adalah sifat mereka yang bloboh, nyah-nyoh, cang-cung, pah-poh... wes pokok e..... tapi gung gungan, kalo pas punya duit pesen KFC, yang suruh nganterin karyawan yang cewek... hadeeww...

Satu lagi, Mereka semua jago main remi, tapi kalo udah jam 12 malem biasanya terus kalahan..... hehehe, rewange sudah pada pulang katanya.....

Okelah, ini semua tertulis karena saat ini tak ada inspirasi babar blas dari otak saya untuk menulis sesuatu.. dan ini membuktikan bahwa terkadang manusia lebih mudah menilai dan menceritakan orang lain daripada mengakui kejelekan yang ada pada dirinya sendiri. Untuk para sahabat yang telah saya pinjam namanya buat njangkepi isi blog saya ini, saya mohon maaf ketika terdapat kesalahan dalam penulisan nama dan alamat, sungguh saya tidak bermaksud apa-apa, yang juga takut kalo ditantang gelut... karena dari dulu memang saya kalahan.. hehehe..pisss..

Dan untuk teman-teman yang ingin namanya tercantum dalam blog ini, silahkan tulis biografi yang lengkap dan ciri - ciri tubuh..beserta poto berwarna hitam putih yang terbaru (gak boleh dipotokopi), ntar tak kirimkan ke redaksi trans tuju,.. eit.. jangan lupa kirimkan juga nomor yang bisa di hubungi... kalo - kalo ada yang menemukan...... Upzz.... bukan berita orang hilang nding.....

Ya sudahlah... lama- lama ngelantur gak karuan... yang penting tetep rukun ya.. jangan ada yang tawuran... apalagi di blog... hehehe...

Minggu, 16 September 2012

Tukang rongsok...

pemulung dirumah sendiri
Akhirnya aku terdampar kembali di tempat pada situasi yang hampir sama dengan 2 tahun lalu. Bukan sebuah penyesalan, tapi kembali kepada kebebasan yang seperti dulu..
Hijrah dari seorang internet marketing menuju tukang rongsok adalah hal yang biasa saja bagiku. Kembali kepada perasaan setiap jiwa, bahwa masing-masing dari kita mempunyai prinsip dan keinginan yang tak sama. Begitu pula dengan jiwa ku, yang tak pernah bisa terkekang, bebas....

Sahabat semua tahu... bahwa ternyata hidup menjadi tukang rongsok lebih membahagiakan menurutku. Bayangkan.. tidak harus bangun pagi atau mandi pas mau berangkat kerja, tak ada seragam khusus,, atau aturan rambut rapi, (diminyaki biar klimis), dan aturan jam kerja..
Semua itu tidak serta merta menjadikan satu kesamaan prinsip antara saya dan anda. Karena setiap manusia mempunyai target yang berbeda untuk kebahagiaan masing-masing.

Buat saya hidup bebas adalah satu kebahagiaan, bukan materi memang, atau sebuah jabatan, pangkat, yang hanya membuat kepala menjadi pusing dengan tanggung jawab yang tak mudah. Mungkin itulah takdir saya, dan anda yang punya takdir berbeda, dengan profesi yang berbeda juga harus mensyukurinya, karena pada dasarnya Gusti Allah tidak menciptakan manusia mempunyai pekerjaan yang sama. coba bayangkan kalo semua jadi bos, siapa yang jadi karyawan, kalo semua jadi tukang rosok, siapa yang mau menjual rongsok kepada saya...

hehehe... ni sekedar promosi.. bagi yang mempunyai barang-barang bekas, baik rongsokan pesawat terbang, kapal pesiar, ataupun pesawat ulang alik atau kapal selam, silahkan ditawarkan kepada saya, asal jangan rel sepur, atau aspal jalan raya, ntar orang-orang pada bingung pas mudik.. eit... tapi tak semua barang bekas laku di jual... ada beberapa yang tak laku, seperti rongsokan manusia...

Nah itulah sahabat sekelumit cerita yang tengah terjadi di alam saya.. vakumnya diri saya dari dunia blogger menjadikan saya rindu setengah mati untuk bercerita kembali.. semoga masih ada sahabat-sahabat yang masih mau membaca blog saya.. (tadi tak bela-belain ke warnet, eh dikira pemulung...)..


barang rongsokan
ya sudahlah... yang penting hidup itu harus bahagia... jangan keinginan melulu yang anda kejar, karena semua sudah ada tulisannya.. ibarat wayang, manusia hanya wajib menjalani, dan tak berhak mengatur,.... biarlah Gusti Allah yang mengatur,, kita tak perlu pusing-pusing usul atau urun rembug....

Jumat, 31 Agustus 2012

Nomaden...

Rencana hijrahku kembali ke Malang telah di ACC oleh mas bosku. Alasanku adalah urusan yang lebih penting dari sekedar jalan-jalan, sehingga tidak bisa dipastikan kapan aku pulang kembali ke semarang..
Begitulah kebiasaan diriku, hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, seperti jaman purba dulu kupikir. Mungkin ini adalah akhir dari satu babak ceritaku di Semarang, dan entah esok atau lusa akan berada di mana lagi.

Yang pasti, hidup dari satu tempat ke tempat lain meninggalkan banyak kenangan yang indah diceritakan. Selalu ada kesan yang berbeda dari kehidupan ini, meski kita akan menyadari keindahannya justru saat kita sudah meninggalkan satu sesion kehidupan ke sesion berikutnya.

Sebenarnya tak ada yang pernah ku rencanakan untuk kembali ke Malang, namun ketika Tuhan sudah memutuskan, itulah yang akan terjadi. Sesederhana itulah sebenarnya penggaweyan manusia, hanya melangkah untuk apa yang ada didepan kita, setep bai setep...

Dan selama berada di Semarang, banyak kenangan yang tak terlupakan bersama sahabat-sahabat, dari bangun kesiangan sampai tidur bareng gak pake celana, dari makan Pried Chicken 1 untuk semua, sampe nasi rames utangan.. dan selalu saya yakin bahwa kesan saya telah merepotkan sahabat-sahabat disini lebih banyak daripada tidaknya, karena memang kenyataannya seperti itu.

Mungkin inilah sekelumit ucapan maaf yang tak pernah saya sanggup ungkapkan kepada teman-teman yang selalu bersedia menolong saya, dari pinjem kancut sampai ngutang uang, atau diam-diam pinjem sepatu buat jalan-jalan ke mall, sering juga pinjem motor sampe bensinnya habis.

Buat Letjend Suprapto yang sering balik arah pas mau berangkat kerja gara-gara tak sms minta tebengan, juga Lek Budi yang selalu rela minjemin motornya walau gak pernah mau nyuci, Mas Bos Santya yang punya Santya Corp, yang hanya tersenyum pas lihat saya lebih banyak mainnya ketimbang kerjanya. Handoko yang selalu minjemin uang kalo pas kepepet setiap minggu, serta teman-teman lain yang sudah saya repotkan, saya mengucapkan terimakasih dan mohon maaf sebesar-besarnya (masih lebaran gak ya...)

Semoga kita menemukan apa yang kita cari, meskipun berbeda prinsip asal rukun, itu cukup untuk menggalang persatuan di negara indonesia raya ini..
Sampai jumpa di lain kesempatan... terimakasih atas semuanya....

Senin, 27 Agustus 2012

Semar Ingin Merdeka...

SEBUAH mobil open kap berhenti mendadak di rumah Mbah Togog, seorang tokoh spiritual. Rem mobil itu menjerit-jerit serasa mengiris aspal. Beberapa murid si Mbah tampak memasukkan sebentuk tubuh gemuk ke ruang pasien. Di ruang tunggu, tampak wajah cemas Gareng dan Petruk. Mereka bergantian menengok ke dalam.

Tampak minyak upet wangi dibakar. Asapnya didekatkan di hidung Semar yang nggletak di ruang pasien. Tanpa sebab, Semar pingsan dan membuat geger orang yang sedang tirakatan hari kemerdekaan.

”Mbah, Mbah. Why my father kok sakit?” tanya Gareng saat Mbah Togog melintas. Punakawan itu hanya angkat bahu sambil memeluk Gareng, ponakannya itu. Hati Togog dipenuhi tatap mata kosong anak-anak semar. Mereka seperti anak burung yang kehilangan induknya.

”Gini, Reng. Moga wirid Kidung Asih bentar lagi bisa nglacak apa yang sebenarnya terjadi pada bapake koen,” ujar Togog, punakawan berbibir ala Mick Jagger tersebut.

Satu jam berlalu, ritual yang diadakan mulai menampakkan hasil. Urat kuncung Semar bergetar. Mbah Togog melohat sesuatu yang kecil bergerak dari kuncung semar yang pelan-pelan rontok. Lalu, munculah Bambang Ismaya, sejatine Semar.

Togog lalu beraksi. Dia keluarkan sabuk Raga Sukmat yang terbalut energi. Dia lantas mengubah diri menjadi Bambang Tejamantri untuk segera menemui Ismaya.

”Ismaya, kenapa kamu hancurkan kuncungmu?” kata Tejamantri. Tapi, Ismaya hanya memberi jawaban tatap mata sinis. ”Aku sudah jenuh dianggap jadi sang pamomong,” ujar Ismaya. Dia jelaskan bahwa dia mau bebas merdeka.

Mendengar itu, Tejamantri segera berubah kembali menjadi Togog. Dia lalu berteriak. ”Reng, Gareng, gawat!! Cepat cari manusia paling sedih hidupnya. Biar Ismaya tersentuh hatinya,” seru Togog. Gareng lalu melacak kisah sedih paling mengharu biru di seluruh pelosok negeri.

Syahdan, seorang perempuan tua bernama Budhe Kunthi hidup telantar di panti jompo. Dulu dia didik anak-anaknya jadi orang hebat. Namun, wanita tua itu justru dimasukkan di panti jompo saat renta. Gareng segera membopong Budhe Kunthi ke hadapan Ismaya.

Tatapan Ismaya masih dingin. Dia coba untuk tersenyum. Namun, itu justru menunjukkan niatnya yang kian mantap untuk pensiun sebagai pamomong. ”Reng, aku juga paling kalian lempar ke panti jompo kalau sudah tidak punya pengaruh apa-apa lagi,” bisik Ismaya.

Gareng langsung nangis nggerung-nggerung. Semar tak peduli. Seragam semar dia berikan sebagai kenangan buat Gareng. Ismaya pun lenggang kangkung melanglang jagad, meninggalkan dunia wayang yang penuh kemunafikan.

Mbah Togog tak tinggal diam. Ia perintahkan Petruk untuk menghadang Semar. Sebagai keturunan raja jin, Petruk banyak akal semlikut. Si hidung panjang itu lantas berpikir, apa gerangan yang bisa membuat Semar kacau hatinya.

Yes, dia nemu akal. Dia berubah jadi Rahwana. Petruk pun menuju tempat persewaan kostum wayang wong. Dia pasang kumis ketel palsu, sarung kumel dia ganti blue jeans memamerkan kaki panjang, dia pasang wig rewog-rewog, dan membeli boneka yang diambil kepalanya agar seperti sepuluh kepala Rahwana. Petruk pun sampai takut sendiri saat berkaca.
Semar agak minder bertemu Rahwana di sebuah pertunjukan wayang kulit. Sebab, si Dasamuka itu adalah orang paling jahat di dunia. Semar pun sembunyi di sela-sela tukang tabuh gamelan. Namun, Rahwana melihatnya dan tertawa terbahak. ”Semar, aku mau jual seluruh negara wayang ke negeri asing. Dan aku akan umumkan bahwa setap wayang wajib korupsi,” kata Rahwana gadungan itu.

Rahwana terus mengejek. Dia sesumbar, mau bunuh seluruh wayang yang berkarakter baik. Semar hanya menanggapi dingin. Dia persilakan Rahwana melakukan seluruh kehendaknya. ”Sorry, Rah. Aku bukan pamomong lagi,” jawab Semar cuek. Rahwana agak putus asa. Mendadak, dia ambil wayang Kumbakarna yang dibungkus kain putih agak kemerahan. ”Nah, ini dia adikku Kumbakarna yang dianggap satria dengan nasionalisme tinggi. Akan aku bakar dia,” seru Rahwana. Kain merah-putih dia mainkan sesukanya. Kain itu dimasukkan minyak tanah hendak dibakar.

Tubuh Semar mendadak demam. Diawali rintihan, perut Semar lama kelamaan membesar naik turun tak teratur. Tiba-tiba, mak wuett, tubuh Semar berubah menjadi raksasa dan berteriak geram. ”Jangan kau nodai kain merah putih pelindung si Kumbokarno,” katanya dengan suara menggelegar.

Tangan besar Semar mencoba meraih Rahwana gadungan. Wuuts, tangannya hanya menangkap angin. Petruk yang sedang menyamar itu miris. Dia berusaha lari, nubruk bakul rokok. Pertunjukan wayang sontak bubar. Penonton berlarian menyelamatkan diri, mengira ada kingkong mengamuk.
Wuus, dari belakang tangan semar menjambak wig Rahwana yang langsung terlepas. Sebentuk kuncir muncul. ”Mo, Romo, Daddy, ini aku Petruk, anakmu!” seru Petruk.

Namun, Semar raksasa sudah kalap. Dia tendang Petruk untuk bal-balan. Petruk rasanya mau pingsan. Saat Semar mau puntir kepala Petruk, di ujung jalan serombongan anak-anak TK yang sedang karnawal lewat. Berbaris rapi dan memakai drumband, mereka bernyanyi, Sekali meldeka tetap meldeka.
Suara-suara cedal itu terasa sedang bersenda-gurau menikmati 17 Agustus, hari kemerdekaan Indonesia. Semar luluh. Kemarahannya lenyap. Dia tinggalkan Petruk dan berbaris bersama anak-anak kecil itu.

Meski ikut bernyanyi, hati Semar menangis. Kelak, anak ini hidup di zaman seperti apa? Di zamanku saja, manusia sudah mengerikan kelakuannya. Semar ikut nabuh drumband. Dia berjanji mau jadi pamomong, tapi untuk generasi yang masih bersih. Ya, aku mau merdeka momong bibit yang baru tumbuh daripada pohon yang kukuh tapi baunya busuk. (*)

Oleh: Ki Slamet Gundono
Sumber : http://wayang.wordpress.com

Kamis, 16 Agustus 2012

Met Lebaran..


Entah apa arti lebaran, atau idul fitri., seakan kian memudar dari rasa "sesuatu" yang ku rasakan saat aku masih bocah... remaja. Kini lebaran semakin kehilangan kesemarakan...

Entahlah.. dibalik semua itu, tetap ada rasa rindu untuk bersalaman.. mengucapkan maaf secara tulus, dan makan ketupat dan opor bersama..
Intinya kehidupan memang harus berbatas.. untuk memulai yang baru lagi.. meski kadang tak berubah, atau bahkan lebih buruk dari episode kemarin.
dan bukan pada acara ulang tahun, bukan hari kemerdekaan, bahkan pada tanggal 1 Januari.. melainkan kesan itu sangat terasa pada saat idul fitri..

Semoga ini menjadi batasan antara kehidupan kemarin yang biasa menjadi kehidupan di depan kita yang luar biasa...

Saya selaku admin blog Sego Megono mengucapkan Selamat Merayakan Idul Fitri.. mohon maaf lahir batin...
jika ada kesalahan dalam menulis maupun berkomentar, mohon dimaafkan...

besok saya mau mudik.. sekalian doakan ya.... hehehe..

Met lebaran.....

Rabu, 15 Agustus 2012

Maaf Lahir Batin

SINAR matahari seketika redup. Angin enggan berembus dan burung-burung mengatupkan paruhnya. Pandawa kalah dadu. ”Pegi..sono Lu! Pegi kagak?? Sana jauh-jauh, buduuuk,” ejek Duryudana sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah pintu.

Yudhistira tertunduk lesu, Arjuna memerah wajahnya. Sementara Werkudara nggerung gemetar mengepalkan tangannya. Lunglai, Pandawa keluar gedung Pasamuan Agung. Ribuan tatapan mata seolah menghakimi kekalahan mereka bermain politik. Ditemani cecerucet Srigunting, Pandawa akhirnya mendirikan gubuk sederhana di tepi telaga hutan Dandaka. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan apa adanya.
”Bos.. kemenangan kita harus dirayain, nich Boss. Gue have a good idea. Priben?” bisik Sengkuni. Mereka segera masuk ruang pribadi Duryudana, bicara empat mata.
Keesokan harinya, program PNPM (Perkemahanku Nyaman Perkemahanku Meriah) diluncurkan. Dana sak miliar digelontorkan, seratus Kurawa dikerahkan. Cause sarat visi dan misi, lokasi yang dipilih seratus meter dari gubuk derita Pendawa. Di situ, kemah moblong-moblong full AC didirikan. It’s Show Time!! Kambing guling dipesan langsung dari Australia. Bacem paha unta khusus didatangkan dari Iraq.
”Kakang, perutku, lapar. Lapar, Kakang,” desis Werkudara yang ngiler membaui wangi masakan yang terbawa angin dari kemah Kurawa. Puntadewa secara arif menenangkan Werkudara dan menyodorkan rebusan ketela pohon.
Tet jam tujuh tepat, acara dimulai. Duryudana rakus menghabiskan sepotong paha unta. Daging gede itu sekejap ludes. Sisa potongannya dilempar jauh ke arah jam sembilan. Praak, hantaman kaki Werkudara mapak arah jatuhnya tulang. Pletak, wuaduh, sisa tulang paha kambing betotan Dursasana yang dilempar tepat mengenai jidat Nakula. Cekatan, dengan daun jati Arjuna membersihkan bercak minyak di beberapa bagian tubuh Nakula.
Begitulah tata cara makan ala Kurawa malam itu. So, dalam hitungan detik, gubuk Pandawa menjadi hujan tulang. Sraaak, sebilah panah Hardadedali dilepas Arjuna dalam emosi yang memuncak. Panah itu telak menancap di sisa kepala kambing. Kurawa langsung berlompatan siaga. Duryudana melihat ada secuil kertas di ujung panah. Kami tak akan makan dari barang haram. Kami hanya makan apa yang telah di sediakan alam. Bunyi SMS lewat anak panah itu. Tangan Duryudana terkepal. Dia geram pantaran godaan pertamanya gagal.
Party must go on! Di tenda kecil yang terlihat paling luks di antara yang lain, Sengkuni kembali rancang strategi. ”Bos, gak sah mbededeg gitulah. Rasane kita perlu hiburan, biar kendor nich urat,” bisik Sengkuni sambil memijit bagian pundak Duryudana dari belakang. Duryudana dingin tak berkomentar. Kegaduhan hatinya disalurkan lewat tangannya yang terus memindah saluran tivi. Berhenti karena tertarik acara obrolan santai bergaya ke Oprah Winfrey-Winfrey-an.
Akhirnya, tak seberapa lama, perkemahan itu penuh teriakan histeris dan tepuk tangan ala monyet. Saudara kembar mereka, Tukul Arwana, masuk dengan malu-malu. ”Puas..puas? Saya bangga berdiri di sini, paling ngganteng di antara kalian, katro semua!” ejek Tukul. Seratus Kurawa langsung keras terbahak-bahak terdengar sampai radius sak kilo meter. ”Saya juga paling genap otaknya di antara kalian. Daripada yang di sana kurang sak setrip,” tambah Tukul. Semakin malam, tawa mereka semakin keras tur sampai terkencing-kencing. Bukan hanya polusi suara juga polusi udara, bau jengkol lagi.
Dengus napas Werkudara lebih cepat dan terdengar berat. Arjuna berjalan bolak-balik tak jelas. Konsentrasi mereka terganggu kelakar tawa. Sadewa yang sedang research mengubah daun jati jadi rasa daging menghunus anak panah. Dengan berlari keluar gubuk, anak panah itu dia lepaskan. Tuing! Anak panah bersarang tepat dua mili di bawah bagian vital Dursasana yang menggigil dan berkeringat dingin ketakutan. Sekejap semuanya menahan napas. Duryudana sigap meloncat keatas, diraihnya secarik kertas di ujung panah. Tahukah kalian, hiburan kami hanya bermunajat kepada-Nya, bunyi tulisan dalam tinta emas. Duryudana emosinya sak gulu karena godaan kedua untuk Pandawa sia-sia.
”Ini tak bisa didiamkan. Persiapkan diri kalian semua. Kita sikat Pandawa dan tunggu komando!” teriak Duryudana. Para Kurawa bubar. Baju zirah segera mereka kenakan dan dikamuflasekan dengan men-cantel-kan dedaunan. Senjata tajam mereka hunus. Untuk memata-matai pergerakan musuh, radio komunikasi tergendong di punggung. Durmogati diturunkan awal membuka jalan.
Di pihak lain, Pandawa masih asyik menikmati buah pisang yang mereka petik di pinggiran hutan. Pelan, Kurawa merayap mendekati sasaran. ”Serang!” teriak Duryudana. Njenggirat, Pandawa pasang kuda-kuda. Dari sisi kanan, dengan tombak tajam, Durmogati merangsek. Gedabrug, Durmogati jatuh gulung-gulung menginjak kulit pisang. Dari radio komunikasinya terdengar suara takbir yang membahana.
Puntadewa ambil inisiatif salami Kurawa satu per satu diikuti Arjuna, Werkudara, Nakula, dan Sadewa. Mereka minta maaf lahir batin. ”Oalah,.. bagaimana menyerang lawan yang dingin dan memaafkan gini? Yo ayo mulih saja,” ujar Dursasana. Sembilan puluh sembilan Kurawa tak jadi menyerang dan pulang, kecuali Duryudana yang berkacak dengan congkaknya. Werkudara dekati Duryudana dan menegur dengan gaya santri. ”Jangan buat kekerasan di hari kemenangan. Hari raya, Bro,” ucap Werkudara. (*)

Oleh: Ki Slamet Gundono
Sumber : http://wayang.wordpress.com/

Senin, 13 Agustus 2012

Mumet...


mumet
Seketika mata terasa berkunang kunang..
Tubuh terasa malas dan lemas..
Air muka nampak memelas..

Pikiran berlarian kesana kemari.
Terkadang berbenturan antara satu yang keras dengan sesuatu yang keras, pecah,
Kadang sesuatu yang keras dengan sesuatu yang lebih lembut,, memantul kembali.
Kadang berbenturan sesuatu yang lembut dengan yang lembut.. menempel..

Puyeng menjalar jalar disetiap sudut otak..
Mata berputar.. seperti melihat bintang-bintang muram
Hati kaku...
Lidah kelu..
Terasa malas....

Hufft...
Sebenarnya aku hanya ingin sesuatu..

Aku Ingin LIBUUUUURRRRRRR.........

hemmmmhhhhh.......

Kamis, 09 Agustus 2012

Wisata Tinjomoyo

pintu masuk

Untuk mengelabuhi cacing-cacing yang bernyanyi sebelum buka puasa, biasanya sore hari saya melaksanakan jalan-jalan "ngabuburit" ke berbagai tempat, antara lain: kost an teman, warnet, indomaret, jembatan penyeberangan, dan tempat-tempat wisata. Nah khusus katergori tempat wisata, saya suka pergi ke Tinjomoyo yang statusnya adalah bekas kebun binatang dan sekarang menjadi hutan wisata.

Dahulu kala di Tinjomoyo ini telah berpenghuni banyak jenis binatang yang hidup dengan damai, dan menjadi salah satu tujuan wisata per-fauna-an di Semarang, dengan infrastruktur yang memenuhi syarat (pada waktu itu) sebagai kebun binatang. Pada suatu waktu yang naas (menurut temanku) terjadi banjir besar Kali Garang (sungai yang membatasi kebun binatang/pintu masuk kebun binatang), sehingga meruntuhkan konstruksi jembatan yang merupakan satu-satunya jalur penghubung pariwisata Tinjomoyo.

Karena bencana tersebut pada akhirnya menjadikan tempat wisata ini sepi, serta kondisi tanah yang labil (sering longsor) membuat hewan-hewan penghuni kebun binatang ini di pindahkan ke Taman Margasatwa Mangkang. Sekarang yang tersisa adalah hutan-hutan liar serta jalan-jalan beton yang sudah "tidak baik", dan sebuah jembatan besi sebagai penghubung antara desa Tinjomoyo dengan Semarang.

jembatan besi
Konon jembatan besi ini adalah pinjaman dari Kodam IV Diponegoro, sebagai jembatan darurat seusai runtuhnya jembatan yang lama. Namun akhirnya jembatan ini harus kembali ke pihak Kodam setelah selesai pembangunan jembatan yang sudah dimulai ini. karena menurut rencana, Hutan wisata ini akan dikembangkan lagi menjadi objek wisata yang lebih modern.

Sekarang hutan ini menjadi tempat camping, outbond, perang-perangan (entah namanya apa yang pake senapan berpeluru cat itu #ndeso), dan acara-acara outdoor yang lain, tapi ini yang paling sering dan paling ku suka, yaitu sebagai tempat pemotretan foto model, secara banyak gadis-gadis cantik yang berpose di pinggiran hutan, jembatan, bahkan sungai.... wuiihh pemandangan yang membuat lupa rasa lapar.. #dosa gak ya... hihihihi...

Bagi sahabat yang tak suka tempat wisata yang terlalu rame boleh datang kesini, pemandangan yang ada antara lain : hutan, jembatan besi, sungai, jalan-jalan beton yang hampir rusak, bekas kandang binatang, patung-patung binatang, bekas WC, dll..

Lokasinya dekat dengan Unika Soegijapranata Semarang (dari Jatingaleh Semarang masuk jalan Karang rejo (arah stadion jatidiri) terus masuk terowongan sampai Unika belok kiri, nah sampe tuh... bingung kan... hehehe...

Ntar tak anterin deh..... hmmm...
gerbang

pembangunan jembatan

Senin, 06 Agustus 2012

Dapat Award....

Setelah 3 hari vakum tidak menggerayangi dunia maya, akhirnya hasrat itu kesampaian juga, sebenarnya ada satu hal penting yang mau saya bicarakan di postingan kali ini, yaitu mengenai THR yang diberikan oleh sahabat ♥VPie◥♀◤MahaDhifa♥ yang menghuni ☆Dunia ♥ T-Wekz Lib'z☆  dan belum sempat saya postingkan meskipun sudah saya terima di wesel sejak 3 hari kemarin.

Keterlambatan ini sebenarnya tidak mengandung suatu maksud apapun, dan bukan pula karena jalanan macet berhubung arus mudik ataupun karena banjir di musim kemarau yang membuat lumpuhnya jalur lalu lintas, tapi lebih karena suasana yang belum memungkinkan akibat berita duka kemarin.

Alhamdulillah meskipun tanpa podium dan mic double seperti para yang digunakan pas pidato para pemimpin, saya tetap mengucapkan terimakasih kepada sahabat ♥VPie◥♀◤MahaDhifa♥  yang telah mempercayakan THR beruntun ini kepada saya.  Berikut gambaran Award yang saya terima, karena tulisannya berbahasa asing, maka sedikit banyak secara jujur saya tidak tahu artinya babar blas..



Untuk selanjutnya melaksanakan amanah dari sang pemberi, maka saya akan membagi-bagikan THR (bukan zakat fitrah jadi gak perlu rebutan, ntar malah harus mbayari posili segala ) yang sudah terbagi-bagi tapi semoga yang sedikit ini tetap menjadi berkah yang penting adil #pisss .. Berikut beberapa tersangka yang kejatuhan durian tertimpa tangga...

Ririe Khayan yang punya Kidung Kinanthi
a.i.r yang punya Santai Sejenak | Secangkir Teh dan Sekerat Roti
Om Rawins yang punya Rawins
Pakde Ies yang punya Djangan Pakies
Chika yang punya penanti hujan
mimi RaDiAl yang punya Serambi RaDiaL
Ocha Rhoshandha yang punya Cerita Ocha

Semoga diterima dengan lapang dada, dan tidak nggrundel karena bagaimanapun juga itu adalah karunia dari Yang Maha Kuasa.. 

Terus terang ini Award pertama, jadi saya bingung harus ngapain.. hehehe...

Jumat, 03 Agustus 2012

Telah Kembali...


Beberapa jam yang lalu Simbahku meninggal dunia. Kabar itu ku terima sesaat sebelum aku berangkat sholat jum'at. Jarak yang jauh menjadikan diriku tak sempat melihatnya untuk terakhir kali. Memang aku sudah dikabari 2 hari yang lalu bahwa simbah ku sakit. Mungkin karena sudah tua, pikirku. Sempat terbesit dalam pikiranku andaikan beliau meninggal, itulah kenapa aku tidak terlalu kaget oleh kabar meninggalnya simbahku.

Simbah ku ini adalah orang yang istimewa menurutku, sahabat semua tahu ? Simbahku lahir tahun 1918, saat Belanda masih menjajah negeri kita ini, bahkan beliau merasakan penjajahan Jepang waktu itu.
Dan luar biasanya, Simbah tidak pikun walaupun sudah tua, dia tetap suka bercerita tentang masa-masa dulu, bahkan Simbah menguasai bahasa Jepang dan sedikit Belanda... sayangnya Beliau tidak bisa menulis huruf latin, melainkan dengan huruf jawa Honocoroko.. Luar biasa..

Pekerjaan terakhir Simbah adalah sebagai penganyam bambu, ibaratnya beliau tukang servis cething (bakul) tampah (tempeh/tampir) sampai membuat gribig, bahkan membuat kuda lumping. Dan parahnya tidak satupun cucu-cucunya menuruni bakat beliau, atau mungkin lebih karena anak sekarang malas belajar, karena jaman sudah semakin instan.

Pernah suatu kali aku bertanya, kenapa simbah panjang umurnya, sedangkan orang-orang seangkatan beliau sudah meninggal. Dan jawaban yang ku dapat adalah, bahwa beliau pandai mengontrol emosi, tidak pernah marah, bahkan dendam, atau sekedar nyengiti (baca: membenci).. Dan sampai tua pun beliau masih suka bercanda bersamaku. Aku adalah cucu dari anak beliau yang pertama (ibuku), dan aku anak terakhir. Entah kenapa aku merasa akrab dengan beliau.

Aku mengharapkan beliau bersama kami untuk waktu yang lebih lama lagi, tapi akupun sadar bahwa setiap perkara sebenarnya telah tertulis pada sebuah catatan oleh Gusti Allah. Akhirnya kami cuma bisa berdoa semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau...

Maaf Kakek.. Aku belum bisa menjengukmu...
Mungkin besuk aku pulang....

Senin, 30 Juli 2012

Matarmaja VI

Tebing batu di pinggir pantai
Ngrawan (Tempursari, Lumajang) November 2008

Krisis global September 2008 berimbas pada goncangnya perekonomian Indonesia, tak pelak bagi kami, meskipun hanya usaha rosok an imbasnya sangat besar. Harga-harga barang rosok an menurun drastis, semisal besi yang semula 6 ribu per kilo, turun drastis menjadi 2700.. tak terbayangkan kerugian yang kami tanggung, beberapa kuintal besi yang belum kami kirim kini menjadi sumber kerugian utama kami. Akhirnya kami terpaksa menjualnya dengan harga seadanya, karena harga terus menurun secara signifikan, hingga berhenti di Rp. 1.800 pada bulan Oktober 2008.

Kabar gulung tikarnya teman-teman sesama lapak rosok an sudah kami dengar, ada yang rugi 2 M, 100 Jt, dan macam-macam.. untung kami merugi tidak lebih dari 50 jt. namun itu semua adalah uang bank, mau tidak mau kami harus menanggungnya..

Tidak sampai disitu ternyata.. Karena hari-hari kemudian para pencari rosok (bakul-bakul) berhenti mencari rosok, mereka beralih profesi, ada yang menjadi petani, bangkat tebu (kuli angkut tebu), dll. Karena sudah sangat sulit mendapatkan barang. Masyarakat yang semula menjual barang-barang nya dengan harga tinggi, kini tidak mau dibeli dengan harga rendah, karena sebagian dari mereka tidak mengerti tentang krisis yang melanda dunia. Pabrik seng tutup, seng menjadi tidak laku, begitupun barang- barang lainnya, harganya menurun drastis.

Cara demi cara kami pikirkan, akhirnya mau tidak mau kami hijrah dari Malang menuju Lumajang, tepatnya di sebuah pesisir yang di kelilingi bebukitan.. Tempursari... disinilah babak baru sebuah kehidupan dimulai.

Bertiga (Saya, Pak Guru (Nur) dan keponakan ku Wahyu) mengadu nasib di sini. Dengan mengontrak sebuah rumah kosong di desa Bureng, kami memulai petualangan kami. Berbekal sepeda motor RC 100 sewaan dan sebuah yamaha 70, kami berjalan dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung. Sungguh kehidupan yang sangat berkesan bagi saya, berada jauh dari kampung halaman, berjuang mencari kehidupan. Tak ada target apapun waktu itu, dapat makan setiap hari sudah alhamdulillah..

4 hari sekali kami harus setor, karena modal kami di pinjami oleh seorang juragan di Kepanjen Malang, makanya kami di kejar target, minimal 1 truk muatan untuk 4 hari. Pukul 9 kami berangkat, pulang pukul 5, dan menata barang sampai pukul 8, kadang 9. Belum lagi kalo mobil yang menjemput barang- barang kami datang malam-malam, jam 2, bahkan jam 3.

Dari situ kondisi spiritualku mulai membaik, semula yang tak menghiraukan masalah agama, kini berangsur-angsur mulai rajin sholat. Minuman-minuman haram pun perlahan ku tinggalkan. Dan mungkin itulah hikmah dari petualanganku di Tempursari.

Sejatinya Tempursari adalah tempat yang sangat indah, pantai-pantai yang bersih dengan ombak khas samudera hindia yang besar seakan siap menelan siapapun yang siap mendekat. Tebing-tebing karang terjal menjulang tinggi dan hamparan padang pasir di pinggiran pantai, serta ribuan camar yang berkumpul menghangatkan badan di antara batas pantai dengan laut adalah pemandangan luar biasa, serta sungai-sungai yang mengalirkan lahar gunung Semeru yang berpasir halus..

Inilah cerita bulan pertama kami berada di Tempursari Lumajang Jika ada kesempatan, rasanya ingin ku  mengulang kembali kenangan-kenangan itu, disitulah mulai ku mengerti akan arti perjuangan, kehidupan, persahabatan, dan syukur..

Rabu, 25 Juli 2012

Kehilangan Hp

Semalam tidurku tidak nyenyak gara-gara dibangunin Marjo, katanya ada Hp yang hilang milik temannya Bento yang kebetulan main di kontrakan kami. Saya dan Marjo adalah penunggu kontrakan kami malam tadi bersama Pakde Indra yang sudah terlelap.
Saya tidur sekitar jam 11, karena paginya harus kerja, sedangkan Marjo biasanya tidur pagi-pagi, karena kerjaannya cuma jaga rental komputer dan kontrakan kami.

Baru sak klerepan eh sudah dibangunin gara-gara hape yang ilang tadi, dikira aku tahu hapenya dimana. Dengan agak misuh sitik dalam hati, saya bilang gak tau, cuek, kemudian tidur lagi... terlelaplah ke dunia mimpi.

Lagi asik-asiknya mimpi makan hambergur plus singkong bakar, dipadu dengan teh panas plus gula jawa. Tiba-tiba ada yang bangunin.... sembari menahan mata yang gak mau melek tercium bau Bento yang khas karena sering tidak mandi selama beberapa hari dalam kehidupannya yang nomaden.
" Bro ono masalah ki".. kata Bento
" Masalah opo tho.." tanyaku cuek..
" Tangi sek tho.."
Terpaksa saya bangun juga.. mendengarkan cerita si Bento yang ternyata adalah masalah Hp tadi malam.. dari awal dari akhir Bento bercerita, kalo mereka (teman Bento plus dianya) curiga bahwa yang ngumpetin Hp adalah Marjo, karena pas disitu hanya ada Marjo yang lagi mengetik di TKP.

Nah permasalahan selanjutnya adalah saudara yang kelangan Hp ini terlanjur ngundang teman temannya sak kampung, curhat.. dan kemudian mau nglurug Marjo, setelah ternyata hape nya di ketemukan di slempitan printer. Dan sebelum rencana itu kelaksanan, Bento minta pendapat ku piye penak e.. pasalnya yang ngajak mereka main disitu adalah Bento, sedangkan Bento sendiri adalah teman saya dan Marjo yang sering nongkrong bareng.

Pada awalnya saudara yang kelangan Hp itu main di rental sekaligus kontrakan kami, tiduran di situ, kemudian malamnya keluar, Hpnya ketinggalan, setelah diparani lagi ternyata tidak ada di situ, dan Marjo yang ditanyai methentheng bilang tidak tahu.

Dari situ saya berpikir apakah bener Marjo yang ngumpetin, tapi pasal kedua mereka bilang bahwa profil hapenya sudah di ganti modus silent, jadi ketika di miskol tidak berbunyi...

Saya tahu betapa jengkel perasaan mereka kalo memang benar di kerjain oleh Marjo, itu kalo bukan si pemilik hp yang teledor juga. tapi kalo sampe ada pergelutan diantara mereka, kan terus puasanya pada batal (malam lho)... Selain itu wong markas kami itu ada di area sekitar markas batalyon Arhadudse-15 Semarang, kalo mereka gelut ntar dikira ada kerusuhan, malah disemprot pake gas air mata malah terjadi tangisan masal..
Saya tidak bisa membayangkan...

Akhirnya saya berusaha nglerem para darah muda yang mendidih kena ledakan kompor gas (Red. Generasi terbaru dari mercon sebagai penyemarak hari raya adalah kompor gas 12 kg), sedangkan Marjo masih asik donlot pilem naruto di warnet.
Dan akhirnya mereka mau mengerti.. gak jadi ngajak tawur, hufft...

Saya hanya mengambil hikmahnya dari peristiwa itu, kalo memang guyon ya jangan terlalu jika itu menyinggung perasaan orang lain dan membuat hati nggondok.. Karena itu bisa menimbulkan masalah yang tidak disangka-sangka. Setiap orang punya jiwa, dan perasaan, jadi alangkah baiknya menjaga perasaan orang lain. apalagi bulan ramadhan, Insya Allah menjadi amal yang baik daripada tidak menjaga perasaan orang lain, walaupun gak pernah ikut sholat taraweh.. #nyengiirrr

Semoga semuanya tidak menjadikan perubahan kultur dan birokrasi yang berujung merosotnya iman dan taqwa serta perekonomian negara Indonesia...
 Aminn....



Minggu, 22 Juli 2012

Sahabat yang melupakanku...

sahabat
“ Marhaban Ya Ramadhan…. 
N’ Happy B’day sob.. 
semoga tambah dewasa, 
dan banyak rejeki…
Tak tunggu traktirannya...
Tapi di transfer aja….hehehe “
Itulah sms pertama kali yang ku kirimkan buat sahabat yang sudah lama tidak kontak, mungkin 
sekitar 2 bulanan lah. Dia seorang cewek, dulu kita sering curhat-curhatan  soal pacar masing-masing..  kita jarang banget ketemu, soalnya lokasi yang berjauhan dan sama – sama bekerja. 
Kemaren adalah hari ulang tahunnya, dan aku mengingatnya… tak piker setelah lamma gak smsan aku sms duluan ngucapin selamat ulang tahun buat dia, berharap punya respon positif untuk 
aku dan persahabatan kami.
Tapi kaget bukan kepalang ketika dia balas smsku bahwa dia gak tahu siapa aku.. jelas jelas aku kami sering smsan, dan nomer hpku masih tetap.
Akhirnya aku balas saja dengan “ apalah arti sebuah nama”…
Kemudian dia balas lagi “ kalo gitu makasih”…
Lalu ku balas “ sama-sama”..
Agak nyesel juga udah sms ke orang yang gak ternyata sudah lupa dengan ku… huft…
Tidak hanya sampe disitu, malemnya cowoknya sms ke aku…. Wuihh….. dikiranya aku mau gangguin ceweknya kali.. hahaha.. romantic nya… padahal aku sendiri gak pernah ngurusin kalo ada cowok yang gangguin cewek ku lewat sms atau telpon….
Dan akhir kata… aku cuma menyimpulkan… mungkin hapenya kecemplung wc…. Atau nomernya ke hapus dikirain teroris…. Atau mungkin satu hal yang gak pernah terbayangkan sebelumnya….
Gara-gara minta traktiran N’ nyuruh transper kali… hahaha…… secara hari-hari ini banyak yang sambat soal keuangan.. kata mereka… “ambegan wae angel kok mas”…
“podho lek ngono cak…”
Yach.. semoga sahabat-sahabatku tidak melupakan aku… 
lumayan buat dipinjamin uang pas lagi bokek… hahaha….
 #Lempar kancut..

Apa yang ku Cari...





Terpekur ku duduk di sini.. lelah membuatku tahu betapa terjal jalan ini.. seperti kata orang – orang yang pernah melewatinya…. Akh.. akankah cukup sampai di sini perjalananku, bukankah puncak itu masih jauh.. tapi betapa lunglai hatiku untuk melewati rintangan – rintangan di depan itu….
Pohon-pohon pinus berserakan tegak terpaku, menatap betapa tak berdaya diriku, menandakan baru sedikit jalan yang kulewati. Terdiam.. terkadang menjadi tumpuan ku berpegangan… ikhlaskah ia, aku tak tahu, begitu angkuhnya terkadang manusia, tanpa menyadari bahwa ia telah mengorbankan setiap jengkal yang mereka sebut alam… padahal tak ada seorangpun yang bisa menaklukkannya…
Apa sebenarnya yang kucari disini, hanyakah sebuah sensasi, dan egoisme serta kesombongan yang ingin ku tunjukkan di depan mereka.. bukankah aku datang hanya untuk mengorbankan onggok demi onggok rumput yang ku pijak.. dan hanya untuk mengagumi sunrise.. yang sebenarnya itu hanyalah kesombongan belaka.. pernahkah terpikir olehku arti dari pengembaraan ini.. di setiap batang pohon yang ku rengkuh, setiap nafas yang telah terhempas dan setiap rumput yang terinjak, dan batu – batu yang terseret sehingga ia terhempas ke bawah..
Akh.. aku berbohong .. jika aku mengatakan bahwa aku datang untuk mengagumi keagungan Tuhan.. pasal apa yang menjadikan alasan aku mengatakan semua itu… padahal kadang tak ku jaga ciptaan-Nya.. ku geser kerikil – kerikil yang terserak di jalan yang kulewati.. ku babat rumput-rumput disekitarku berbaring… kubakar ranting-ranting kering yang indah.. meski aku mengatakan aku akan mematikan api saat ku meninggalkannya…
Maafkan aku alam… selama ini ternyata tak ku temukan apa maksud semua perjalanan itu, hanyakah untuk membuktikan bahwa aku pernah mendakimu dan mencapai puncakmu… Alasan yang sangat tak manusiawi jika harus mengorbankan engkau… mestinya aku mengerti apa arti semua perjalanan ini..
Apakah untuk menikmati sepimu dan kesejukanmu… atau untuk membuktikan padamu bahwa aku bisa menaklukkan kau.. padahal semua itu berkat kemurahanmu.. betapa sombongnya diriku, betapa aku tak tahu diri… aku mendakimu hanya untuk satu alasan konyol… untuk sebuah kesombongan…
Alam… biarkan aku menemukan alasan yang tepat untuk mengunjungi engkau lagi, bukan untuk kesombongan dan egoku… biarkan aku temukan diriku… mengerti apa-apa tentangmu…
Aku akan berusaha… bukan sekedar memperkosamu, tapi untuk membuat semuanya lebih baik,, bisakah aku… dengan apakah….??
Alam… jawablah….
Sumbing, 27 Mei 2012
Base Camp
Puncak
 
Puncak
Tanah Putih
Watu Kotak

Jumat, 20 Juli 2012

Seseorang di Salaran


Sisi Lain
Aku melihat dia pertama kali beberapa bulan lalu. Saat itu aku baru pulang dari Semarang. Desaku terletak agak jauh dari jalan raya, oleh karena itu terdapat sebuah pangkalan ojek di pertigaan jalan masuk desaku, sebuah pangkalan ojek yang sudah usang, tergerus oleh kesombongan zaman. Betapa tidak.. sekarang sudah tidak ada lagi pengguna jasa ojek, orang-orang sudah punya motor sendiri, meski dengan cara kreditpun.

Dia terpekur sendirian di pojokan pangkalan ojek itu, beralaskan gombal-gombal bekas, berpagarkan secarik terpal usang, beratapkan seng-seng bolong, sisa sisa pangkalan ojek yang tak terawat. Disitu pula biasanya aku menanti angkot sewaktu akan pergi.
Rambutnya gimbal, pakaiannya compang-camping, layak jika hatikku berbisik “ orang gila “ sesaat aku melihatnya.

Beberapa minggu berlalu, akupun pulang kembali. Aku melihat pemandangan yang sama di tempat itu, dia masih disitu. Tapi ada sesuatu yang berbeda.. pangkalan ojek itu kini terlihat bersih dan lebih “hidup” dari pada sebelum orang itu berada disitu..
Dirumah aku bertanya, siapa sebenarnya orang yang ada di pangkalan ojek itu. Berita yang beredar di masyarakat adalah bahwa sebenarnya orang itu adalah “orang pintar”, dan banyak orang-orang yang minta petuah pada saat malam, dan katanya ia tak pernah kekurangan makanan, bahkan rokok. Itu karena orang yang datang memberikan makanan plus rokok kepadanya.

Rasa penasaranku bertambah, dan malam itu ku putuskan untuk melakukan “survey”, dan benar saja, ada 2 sepeda motor parkir di ojekan tua itu, 4 orang tampak berkumpul mengelilingi sebuah lilin remang, di dalam pojok ojekan berpagar terpal. Seorang berambut gimbal itu tampak sedang menulis dalam selembar kertas, entah apa.. aku tak tahu..

Aku masih berfikir.. sebegitu bodohkah orang – orang di sekitar kita yang bahkan percaya kepada seorang gila.. pikirku. Namun langsung di bantah oleh pernyataan ibukku, bahwa katanya orang itu mengerti maksud seseorang ketika ia datang padanya, sebelum orang itu menyampaikan maksudnya. Ketika aku bertanya pada ibuku, pernahkah ia berkunjung ?, jawabannya adalah belum.

Hatiku semakin penasaran dengan gossip-gosip yang beredar di masyarakat bahwa katanya dia adalah seorang yang sedang melakukan “tapa ngrame” yaitu bertapa di tempat yang ramai, mungkin itu terjemahan yang aku perkirakan. Yang ada di benakku adalah pertanyaan-pertanyaan rancu, tentang seberapa hebatkah dia, seperti apakah keyakinan dia, hingga aku merasa ingin menemuinya.

Suatu hari aku berangkat ke semarang, waktu itu tidak ada yang mengantarku, hingga aku harus berjalan kaki, dan bisa ditebak, bahwa aku pasti akan berhenti di ojekan tua itu dan bertemu dengan “orang pintar” itu.

Benar saja.. aku sampai di ojekan, dengan berbahasa jawa aku mengucapkan permisi untuk duduk di bekas ojekan itu, di dekat orang itu. Dan dengan bahasa yang luwes pula dia menjawab “monggo”. Dia asik memainkan kartu-kartu remi, sambil sesekali mengucapkan angka – angkanya dengan suara yang agak keras.. Hatiku terus bergolak, aku ingin tahu apa yang sebenarnya ia pikirkan, meski aku tak berani harus memulai pembicaraan dari mana, tapi aku yakin jika dia benar-benar bukan orang gila, pasti nyambung diajak bicara.

Di tengah kegundahanku, tiba-tiba ia bertanya, “ Badhe tindak pundi mas.?” . sungguh aku tak menyangka, aku tekejut bukan main, dan akhirnya ku jawab sembari menenangkan diri, bahwa aku mau pergi ke Semarang. Perlahan keberanianku muncul, akhirnya aku mulai bertanya.. sebenarnya dia berasal dari mana.

Dia terdiam sesaat.. menimbulkan kekawatiran di hatiku, meskipun akhirnya dia angkat bicara juga, bahkan dia rela bercerita lebih dari apa yang aku pertanyakan. Dia berasal dari Malang, sebuah kota yang sudah tidak asing lagi buatku, meski aku tak hapal betul kota Malang, tapi aku semakin tahu darimana asalnya ketika ia bilang berasal dari sebuah pemukiman di pinggiran Kali Brantas, sebelah jembatan arah menuju terminal Gadang. Daerah itu sering ku lalui ketika aku pergi ke Malang naik kereta api.
Kemudian lebih jauh aku bertanya, tentang maksudnya dia menjadi seperti ini, apa tujuannya…

Dan akhirnya semua pertanyaanku terjawab sudah, dia bercerita panjang lebar tentang kehidupan dan tentang hidup pada umumnya, tentang masa lalu kelamnya, hingga ia mengamputasi telapak kakinya di rel kereta di sisi stasiun Kota Baru. Cara bercerita yang lugas, dengan bahasa Jawa yang bagus menurutku.

Namun dibalik semua itu dia tak menyiratkan sebuah “kepintaran” yang seperti di ceritakan orang-orang, semua yang aku dengar terkesan bahwa itu adalah curhatnya… hemmh.. atau mungkin dia begitu pandai menyembunyikan sesuatu yang dipercaya oleh masyarakat di sekitar desaku, yang terkesan ia seperti seorang “dukun”.. entahlah. Yang pasti sugesti dan kultus yang sudah berkembang di masyarakat adalah seperti itu.

Tak penting bagiku sekarang perkara “orang pintar” menurut masyarakat, yang ku mengerti adalah dia bukanlah orang gila yang seperti yang aku perkirakan selama ini. Dan menurutku dia Cuma menjalani kehidupan ini, dengan caranya sendiri.. dengan prinsipnya sendiri, dan aku tak mau mencampurinya. Karena pada dasarnya setiap kehidupan adalah tanggung jawab pribadi dengan Yang Maha Kuasa..

Mungkin dia ingin mengenang kembali dan menjalankan kembali gaya hidup “nomaden” seperti yang terjadi pada zaman dahulu..

Itulah tentang seseorang gimbal di Salaran.. sebuah istilah untuk pangkalan ojek tua dan usang di kampung halamanku.

Selasa, 17 Juli 2012

Cinta ku di SMA


Saat itu aku masih ingat, pertama kali aku melihat dia..

“ Tom, aku gak bawa kamus, pinjem siapa ya... “
“ Tenang ...ntar tak anterin pinjem, sekalian kenalan... temanku cakep... hahaha” kata Tomi
“ Siapa ..?” tanyaku penasaran.
“ Anak X.6”..

bel tanda istirahat berbunyi, sehabis istirahat adalah pelajaran bahasa inggris...

“ Ayo Tom.. katanya mau nganterin pinjem kamus..”
“ Heem.. ayo..” kamipun berjalan menuju kelas X.6..

“ Kris...” Tomi memanggil...
“ Iya Tom... “ seorang gadis menjawab.. cantik...
“ Pinjam kamus..”
“ Oh.. Tapi langsung dikembalikan ya, soalnya jam ke 6 ntar aku bahasa inggris”.
“ Oke... eh.. kenalin.. nih temenku.. Wito..” kata Tomi
Akhirnya kami berjabat tangan, tak ada perasaan apa – apa waktu itu, bahkan aku sama sekali tak mengagumi dia, kupikir dia biasa saja.

…...............
Kenaikan kelas pun tiba, Aku masuk kelas XI IPA 1, begitupun kulihat daftar nama dibawah ku, tercantum..” Krisna Novita Pratiwi”.. Perasaanku masih biasa saja.

Hari pertama masuk

Aku agak terlambat datang ke sekolah, padahal hari ini adalah hari “rebutan bangku”, tapi ndilalah aku bangun kesiangan.
Sesampainya di sekolah aku langsung masuk kelas, rame sudah disitu ada yang guyon, ada beberapa yang kenalan, karena meskipun sudah satu tahun sekolah ditempat yang sama belum tentu semuanya kenal.
Aku bingung cari tempat duduk, akhirnya aku berjalan agak ke belakang,
Krisna duduk sendiri,.
“ Yang kosong mana ya..” tanyaku
“ Nih dibelakangku kosong, yang lain udah kepake semua, kamu sih terlambat..”
Lumayan pikirku, dapet bangku di belakang berati gak deket – deket dengan guru..
Tiba-tiba..
“ Eh tahu nggak, kenapa gak ada yang mau duduk disini ? “ tanya krisna tiba-tiba
“ Enggak...”
“ Karena disini tuh gak ada yang pinter, tuh semuanya yang pinter di pojok-pojok, makanya cowok -cowok mendekat tuh sama yang pinter.”
“ Owh..” Apa urusanku pikirku

Hari terus berganti, kami semakin kenal, bercanda, bahkan dia mulai sering curhat dengaku.. tentang dia ya ditembak cowok, tentang keluarganya... kita semakin dekat, dia selalu bilang bahwa aku adalah sahabatnya..
Semakin lama pun aku mulai merasakan rindu pada senyumnya, saat dirinya tidak masuk sekolah, saat dia ngambek, saat dia pergi dengan pacarnya..
Dan sayangnya kerinduan itu bukan kerinduan seseorang kepada sahabatnya. Aku menyadari perasaan itu, tapi di sisi lain tak ada keberanian ku untuk mengungkapkan semuanya.. dan kerinduan itu hilang ketika kami bercanda bersama, dengan banyolan – banyolan ku, hingga dia menyebutku orang yang gak pernah serius.

Suatu hari temaku bilang bahwa dia suka sama Krisna, aku cuma tersenyum dan mendukungnya, meski sebenarnya dihatiku agak bersyukur karena temanku masih suka, belum jadian.
Akhirnya temanku cowok itu nekat mengutarakan perasaannya, tapi alhamdulillah... dia ditolak, meski di depannya aku selalu memberikan motivasi buatnya dan seakan – akan mengungkapkan “turut berduka”.

Hubungan kami semakin dekat, aku dan krisna. Entah sudah berapa cowok yang nembak dia, tapi lagi – lagi dia tidak menerimanya. Dia masih teringat pacar pertamanya yang hanya berjalan beberapa bulan diawal awal kelas XI.

Kenaikan kelas pun tiba..

Alhamdulillah kami masih sekelas, selama itu aku selalu menjadi sahabatnya. Dan panggilan darinya buatku adalah “Bro” atau “Sob”.. selama itu pula aku memendam cinta yang tak terungkapkan. Ku tulis puisi – puisi indah, sengaja ku selipkan di buku nya yang ku pinjam, entah dia mengartikan seperti apa, sikapnya datar – datar saja seakan tak pernah terjadi apa – apa dihatiku.

Semakin lama semakin membeludak perasaan itu, dia begitu dekat denganku tapi tak pernah bisa ku rengkuh. Hampir 2 tahun ku pendam perasaan itu, hatiku masih saja berdesir memandang senyumannya, semakin lama dia semakin cantik.. akh..

Ujian nasional sudah dekat, aku berjanji dalam hatiku, aku harus bisa mengutarakan perasaanku. Dan akhirnya kupikir waktu yang tepat adalah sehabis kelulusan.
Ujian pun tiba, tapi aku masih belum konsen untuk melaksanakannya,karena hatiku semakin galau.

…..................
Hari ini adalah pengumuman kelulusan. Semuanya pasti deg – degan menunggu kabar tentang kelulusan. Aku sengaja datang agak pagi, bukan pengumuman kelulusan yang ku tunggu, tapi seorang Krisna.

Di depan pintu gerbang ku menunggu, di samping pos satpam. Teman – teman semuanya telah masuk. Aku tak khawatir perkara lulus atau tidak, karena aku sudah bertanya ke ibuku, bagaimana kalau tidak lulus, dan dia menjawab bahwa aku harus mengulangi lagi. ah.. jawaban itu membuatku lega.

Pengumuman kurang 1 jam, tapi apa yang ku tunggu belum juga kunjung datang. Padahal ini adalah momen yang sempurna untuk mengutarakan perasaanku, dan telah kupersiapkan kata – kata berhari – hari sebelumnya.

Aku kecewa, karena ia tak datang, aku lulus, semuanya lulus, semuanya gembira. Tapi aku tak menikmati sepenuhnya kebahagiaan itu.
Akhirnya coret-coret baju pun berlangsung, semuanya bertanda tangan.. Akh.. kenapa ia tak datang...
Saat itulah aku baru mengerti bahwa cinta dapat mengalahkan segalanya, bahkan rasa bahagia sekalipun.

…..........................
Beberapa hari kemudian

Hari ini kami disuruh masuk, untuk cap tiga jari, aku bersemangat, karena mungkin semuanya akan hadir.. tak terkecuali Krisna, akupun berangkat.
Suasana sudah ramai di sekolah, aku terus melangkah melewati koridor dan beberapa tangga menuju kelasku, agak semangat langkahku, berharap ia ada disana.

Teman – teman rame di depan kelas ku, tapi tak kulihat sosoknnya, akupun masuk setelah bertegur sapa dengan beberapa teman didepan.
Yess... hatiku memekik, saat kulihat ia di bangku belakang. Aku langsung menghampirinya..

“ Hei.. gimana kabarnya.. aku kangen sama kamu”.. Katanya
Degg.. jantungku seakan berhenti, pikiranku meluncur jauh, apakah ini pertanda baik untukku, bibirku terus membungkam..

tapi.. akh... aku menyesal,.. masih saja aku munafik didepannya,, aku tak sanggup mengisyaratkan cinta itu, bahkan aku hanya dapat menikmati senyum indahnya.. kembalilah hari itu aku tetap menjadi sahabatnya..
Setidaknya aku sudah melihat senyumnya, rinduku sedikit terobati..

Hari itu kami bercanda seperti biasanya, aku cuma bisa mengaguminya dari dalam hati..
dan akhirnya kami pulang.. berdua kami melangkah keluar, akh.. betapa indahnya saat – saat seperti ini, tapi bibir ini terus membisu, tak sanggup aku meski untuk mengatakan “i love you”

Kami bercanda di pinggir jalan, menanti bis yang akan membawa kami pulang. Sebenarnya bis jurusanku sudah lewat beberapa kali, tapi aku menunggunya untuk mendapatkan bis. Hingga semuanya sudah sepi.
Aku mengumpulkan keberanianku kembali untuk mengutarakan perasaanku, mumpung tidak ada orang lain pikirku. Dan akhirnya..

“ Kris.. aku mau ngomong”
“ Ngomong apa sob..”
“ Emh.. begini..”
“ Eh... sob ngomongnya besuk aja ya … itu bisnya udah datang..” katanya memotong pembicaraanku sambil tersenyum..
“ Emh.. Iya deh...

Anjriiiiit... sudah diujung lidah.. malah bis nya datang.. sial 12 pasal... huffft..

“ Ntar aku telfon ya..” kataku setengah teriak ketika dia memasuki pintu bis
“ Iyaaa... “ katanya sambil melambaikan tangannya..

Aku sampai dirumah, sudah sore sekali, hampir tidak dapat angkutan.. akhirnya aku tidur.. aku lupa mau telfon dia...

….............
Suatu hari di tahun 2008

Sudah beberapa bulan aku tidak bertemu dia, dengar – dengar dia melanjutkan kuliah di kebidanan, sedangkan aku, sudah jauh dari tempat kelahiranku.. kini aku berada di Malang, kota yang dingin sedingin kenanganku. Saat itu aku sedang merindukan dia, saat tiba tiba dia mengirim sms kepadaku. Akhirnya aku beli pulsa untuk menelfon dia.

“ Halo kris, gimana kabarnya..?”
“ Baik sob.. udah lama banget ya... kamu sekarang dimana ? aku kangen ma kamu” katanya dari seberang sana.
“ Aku baik, sekarang di Malang, gimana nih calon bidan..”
“ Ahh.. kamu masih suka bercanda ya..., aku di Kendal,,”
“ Kris aku boleh ngomong sesuatu ?” kataku memotong pembicaraannya.
“ Apa ?” katanya sambil setengah tertawa.
“ Tapi kamu jangan tertawa ya..”
“ iya,,” katanya masih dengan nada bercanda

Tak apa – apa, yang penting aku ada kesempatan untuk mengungkapkan perasaanku .. pikirku
Dengan menghela nafas, ku mulai kata-kataku.

“ Kamu tahu Kris, sejak lama sebenarnya aku suka sama kamu.. bahkan sejak teman-teman yang lain belum mencintaimu..” kataku... diseberang sana diam..
“ Halo...” sapaku
“ Eh.. Iya sob”..
“ Sayang selama ini kamu selalu menganggap aku seorang sahabat, padahal dibalik semua itu ada perasaan yang ku pendam.. tapi aku selalu bahagia saat melihat kau tersenyum, meski kau tak pernah sadar bahwa senyummu selalu ku bawa ke dalam mimpi – mimpiku. Dan parahnya aku takut hubungan kita terputus saat kau tahu bahwa aku mencintaimu..”
Dia masih diam...
“ Sekarang, kita sudah tak bersama, entah kapan aku akan bertemu engkau, kini kita jauh, dan aku hanya ingin kau tahu apa yang sebenarnya telah lama ku rasakan. Namun aku juga berharap untuk mendengarkan apa yang kamu rasakan selama ini denganku..” kataku
Di seberang sana masih terdiam...
“ Gimana Kris..” tanyaku..
“ Emh... Kamu itu bercanda sob... “ katanya
“ Gak kris.. kali ini aku serius..” Kataku
“ Aku gak percaya..” Katanya..
“ Benar kris.. Demi Allah..” kataku meyakinkan..
“ Emhh.. maafkan aku sob... selama ini aku selalu mengganggap kamu sahabatku, kamulah yang selalu mengerti aku, kamu tempat curhatku.. dan itu sudah membuat aku bahagia.. dan mungkin selamanya kita akan tetap menjadi sahabat... sahabat itu tak pernah putus, beda dengan pacar..aku tak mau hubungan kita terputus” katanya setengah terbata..

Hmmphh... aku menarik nafas dalam dalam sejenak...
“ Baiklah kris... terima kasih...”
“ Kamu marah sob..”
“ Enggak...”
“ Maafkan aku ya sob..”
“ Gak apa – apa.. mestinya aku yang minta maaf..”
dan.. tuuuutt...
Ku matikan telefon.. perasaanku menyeruak, tak terasa air mataku menetes... akh.. meski sekuat apapun hati yang ku persiapkan untuk menerima jawaban seperti ini, tetap saja hatiku bergetar.. Cinta ini telah membuat semuanya menjadi sedemikian rumit...

Perlahan ku tenangkan hatiku, kucoba tersenyum meskipun masih hambar kurasa.. tak apa, aku ingin segera beranjak dari lubang kecil ini...

Malam hari perasaanku agak tenang.. akhirnya aku kirim sms padanya..

Sobat... 5fkan q
mngkn q tlah slh mngartkan smwny
tapi skrg q tw, tak harus mjd pcr utk mnkmati snymu
q mngerti bhw cnt tak hrs mmiliki, sprt org blg..
Sob.. ttplah mjd shbtku, & biarkn q ttp mnkmati snyumu
mski hny dlm mmpi, mski hny dlm angn..
5fkn q sobat, smg U bhgia.. ttplh mjd shbt q
mwkh U.. sob... 
 
kemudian dia membalas..

Iya sob... q mw... 5fkn q...



Untuk sahabatku Krisna Novita Pratiwi, maaf ku tautkan sosokmu di blog pribadiku... semoga engkau tetap mau menjadi sahabatku... aku merindukan saat saat SMA dulu Kris....

Kamis, 12 Juli 2012

Rosanada


Rosanada adalah sebuah grup orkes melayu yang terbentuk pada tahun 2009. Sebenarnya Rosanada sendiri merupakan singkatan dari kata yang lebih panjang daripada sekedar kata itu sendiri. Rosanada adalah kependekan dari kata “Rosok an Nada”, yang artinya adalah nada – nada yang dihasilkan dari barang – barang rosok an.,
Kenapa ?.....

Kronologi..
Bulan Juli 2008 saya berangkat ke Malang untuk bekerja sebagai tenaga rosok di lapak rosok an milik kakak saya yang bernama Jiono, alamatnya adalah di Pal Daplang, Ds. Tlogosari Kec. Tirtoyudho, Malang selatan (Arah ke Lumajang)

Karena hobi saya bermain gitar, maka setelah lama tidak punya gitar jadi saya membeli gitar 2nd seharga 60 ribu. Setiap malam di rumah kakaku selalu rame, banyak orang nongkrong, sampe suatu malam, kami nongkrong sambil bermain gitar, (ada 2 gitar, yaitu punyaku dan pinjam yang 1 nya)
pemegang gitarnya awalnya adalah saya dan kakak saya. Malam – malam selanjutnya semakin ramai, karena Dopit datang membawa keyboard, tak ayal galon bekaspun menjad ketipung yang ditabuh oleh Cak To, kemudian tutup – tutup botol menjadi icik – icik, yang dipegang oleh kang Paidi.

Hari – hari terus bergulir, hingga timbul ide ingin membentuk sebuah grup orkes, bermodalkan alat – alat seadanya (gitar akustik yang dikasih mic, keyboard Merk MK, dan icik -icik dari tutup fanta dan cocacola), kami berlatih. Dengan nada yang tidak standard kami memainkan musik.

Akhirnya kami dipinjami alat oleh bekas grup Rebana di kampung itu, dan Kang Paidi membeli sebuah Mixer dan power serta satu box salon, yang berisi 4 speaker (12”). Kami terus belajar, sampai mengundang seorang penyanyi bernama Susi, dan dibayari setiap kali latihan.

Pentas pertama pada tanggal 18 Agustus dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI, sekaligus diresmikannya Nama Group Rosanada yang pada saat itu digawangi oleh : Melody : Ugik, Keyboard 1 : Dopit, keyboard 2 : Jiono, Ketipung : Gito, Icik – icik : Giren & Paidi, Bass: saya, Rytm: Susilo, Drum : Adik dari Susilo.

Peralatan kami menyewa dari Susilo yang mempunyai Studio Band. Pada malam itu Gito merasa belum mantap untuk tampil di panggung, akhirnya digantikan Wanto, seorang tukang ketipung yang sudah lama eksis di dunia per orkesan, yang akhirnya bergabung di group Rosanada, menggeser posisi Gito, yang kemudian bersama Girin memegang icik -icik.

Selepas pentas perdana kami yang amburadul, kami mendapat banyak celaan dan tertawaan dari para musisi dangdut yang notabene lebih senior. Itu lah yang menjadikan motivasi bagi group Rosanada.
Hari – hari selanjutnya kami sering tampil, walaupun tidak dibayar, bahkan kadang rugi bensin.. hehehe (yang penting hepi)..

Rosanada mengalami pergantian personil karena banyaknya permasalahan. Komposisi paling sempurna (saya rasakan) adalah ketika tampil dalam acara pernikahan putri dari Kang Paidi, juli 2010 (saat itu : Bass: saya, Melody : Mas Wit, Keyboard 1 : Jiono, Keyboard 2 : Dopit, Ketipung + Drum : Wanto, Suling : Mas Wie & Pak Riyanto, Symbal : Gito & Giren, EO : Mas Agus, Engkreng, Yanto Celeh, MC: Cak To & Ro'i,  Vokal : Maya, Wiwik, Rina, Riska, Anik, Dela, Susi, Eva,Cak Kardi, Cak To, Alex. Ketua : Kang Paidi) dan itu adalah akhir dari eksisnya saya di tubuh Rosanada (karena saya kemudian melanjutkan kulian di Semarang).

Selepas itu, nama Rosanada semakin melambung, menjadi Grup Dangdut paling eksis se Malang Selatan, mengalahkan banyak grup – grup lama. Tapi terlepas dari semuanya tetap ada permasalahan – permasalahan dalam tubuh grup Rosanada, seperti pepatah semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup.

Tahun ini adalah tahun ke 4 Rosanada, ia tak pernah hilang, walaupun ke solid annya semakin berkurang. Saya tetap bangga memiliki bahkan ikut membentuk Rosanada, meskipun nama saya tak tersebutkan, tapi saya yakin banyak teman – teman yang masih mengingat saya, meskipun eksistensi saya cuma 1 tahun.

Itulah sekelumit kisah tentang Rosanada, grup yang terbentuk dari kekurangan dan barang – barang bekas. Betapa solidnya saat itu masih teringat dalam bayang – bayang benak saya, meski tak pernah bayaran kami tetap eksist mempertahankan nama Rosanada, meski terbentur berbagai kepentingan dan berbagai keterbatasan.

Semoga Rosanada tetap mempertahankan eksistensinya, kembalikan solidaritas yang telah terbentuk dan kesampingkan ego dan kepentingan masing – masing pribadi.. dapatkah ???
basis rosanada
Rosanada
pacarku nehh.. hehe
jhon keyboard (masku)
malah guyon...
Ryanto
wit
Lesehan,,,