Halaman

Senin, 30 Juli 2012

Matarmaja VI

Tebing batu di pinggir pantai
Ngrawan (Tempursari, Lumajang) November 2008

Krisis global September 2008 berimbas pada goncangnya perekonomian Indonesia, tak pelak bagi kami, meskipun hanya usaha rosok an imbasnya sangat besar. Harga-harga barang rosok an menurun drastis, semisal besi yang semula 6 ribu per kilo, turun drastis menjadi 2700.. tak terbayangkan kerugian yang kami tanggung, beberapa kuintal besi yang belum kami kirim kini menjadi sumber kerugian utama kami. Akhirnya kami terpaksa menjualnya dengan harga seadanya, karena harga terus menurun secara signifikan, hingga berhenti di Rp. 1.800 pada bulan Oktober 2008.

Kabar gulung tikarnya teman-teman sesama lapak rosok an sudah kami dengar, ada yang rugi 2 M, 100 Jt, dan macam-macam.. untung kami merugi tidak lebih dari 50 jt. namun itu semua adalah uang bank, mau tidak mau kami harus menanggungnya..

Tidak sampai disitu ternyata.. Karena hari-hari kemudian para pencari rosok (bakul-bakul) berhenti mencari rosok, mereka beralih profesi, ada yang menjadi petani, bangkat tebu (kuli angkut tebu), dll. Karena sudah sangat sulit mendapatkan barang. Masyarakat yang semula menjual barang-barang nya dengan harga tinggi, kini tidak mau dibeli dengan harga rendah, karena sebagian dari mereka tidak mengerti tentang krisis yang melanda dunia. Pabrik seng tutup, seng menjadi tidak laku, begitupun barang- barang lainnya, harganya menurun drastis.

Cara demi cara kami pikirkan, akhirnya mau tidak mau kami hijrah dari Malang menuju Lumajang, tepatnya di sebuah pesisir yang di kelilingi bebukitan.. Tempursari... disinilah babak baru sebuah kehidupan dimulai.

Bertiga (Saya, Pak Guru (Nur) dan keponakan ku Wahyu) mengadu nasib di sini. Dengan mengontrak sebuah rumah kosong di desa Bureng, kami memulai petualangan kami. Berbekal sepeda motor RC 100 sewaan dan sebuah yamaha 70, kami berjalan dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung. Sungguh kehidupan yang sangat berkesan bagi saya, berada jauh dari kampung halaman, berjuang mencari kehidupan. Tak ada target apapun waktu itu, dapat makan setiap hari sudah alhamdulillah..

4 hari sekali kami harus setor, karena modal kami di pinjami oleh seorang juragan di Kepanjen Malang, makanya kami di kejar target, minimal 1 truk muatan untuk 4 hari. Pukul 9 kami berangkat, pulang pukul 5, dan menata barang sampai pukul 8, kadang 9. Belum lagi kalo mobil yang menjemput barang- barang kami datang malam-malam, jam 2, bahkan jam 3.

Dari situ kondisi spiritualku mulai membaik, semula yang tak menghiraukan masalah agama, kini berangsur-angsur mulai rajin sholat. Minuman-minuman haram pun perlahan ku tinggalkan. Dan mungkin itulah hikmah dari petualanganku di Tempursari.

Sejatinya Tempursari adalah tempat yang sangat indah, pantai-pantai yang bersih dengan ombak khas samudera hindia yang besar seakan siap menelan siapapun yang siap mendekat. Tebing-tebing karang terjal menjulang tinggi dan hamparan padang pasir di pinggiran pantai, serta ribuan camar yang berkumpul menghangatkan badan di antara batas pantai dengan laut adalah pemandangan luar biasa, serta sungai-sungai yang mengalirkan lahar gunung Semeru yang berpasir halus..

Inilah cerita bulan pertama kami berada di Tempursari Lumajang Jika ada kesempatan, rasanya ingin ku  mengulang kembali kenangan-kenangan itu, disitulah mulai ku mengerti akan arti perjuangan, kehidupan, persahabatan, dan syukur..

39 komentar:

  1. Wah,,keren ya,..
    Jdi pengen kesana,.
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas bro... sayangnya sekarang saya di semarang...

      Hapus
  2. wahh...
    sekarang malah sedang krisis kedele.. :)

    di Lumajang kerjanya apa nih.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. dulu saya nyari rosok an mas.. tapi sekarang di semarang... hehehe

      Hapus
  3. kunjungan gan...

    ditunggu follbacknya

    BalasHapus
  4. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Pikiran yang positiv dan tindakan yang positiv akan membawamu pada hasil yang positiv.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus
  5. . . ouwwwwwwwwwww,, jadi bisa dibilank sekarang udah insyaf ya?!? alhamdulillah dech sesuatu, kata syahroni. he..86x . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah....
      seperti nama makanan kalo panggilnya pake "mas"... MASYAHRONI.... jajanan buat lebaran... ia gak ?? he... 87 X.....

      Hapus
    2. . . jiachhhhhhhhhhhh,, lebaran masih lama kawan. he..86x. oia ntar pas lebaran tiba,, aq unjung^ ke situ ya?!? he..86x . .

      Hapus
    3. siapp... tak tunggu lho ya....

      Hapus
    4. . . dapet salam tempel gak?!? he..86x . .

      Hapus
  6. wah ini catatan lama ya, ehm, seru juga. penuh petaualangan dan pengalaman, mulai dari kerugian dan lain sebagainya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. he'em mas.. kisah hidup... jarene.. hahaha..

      Hapus
    2. hehehe. jarene sopo.. hahaha.
      kisah hidup yang menarik gan.

      Hapus
    3. ehm.. mampir lagi sekedar menyapa dan meramaikan blog ente gan :D

      Hapus
    4. hahaha... terimakasih mas bro... lain kali bawa mercon ya... hahaha

      Hapus
  7. emang dulu sebelum ngerti agama ngapain aja bang,? ga aneh aneh tapi kan, cuma ga solat doang kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. aneh-aneh dalam artian seperti apa nihh.... hehehe...

      Hapus
  8. Mbaca juudlnya kirain cerita ttg matarmaja, jd langsung inget neh beberapa waktu lalu beli buku yg di dalamnya ada part mengisahkan perjalaanan mudiknya pas masih kuliah menggunakan matarmaja..

    Ternyata ini story saat puncak krismon dan hijrah di tempursari ya? Jika ingat krismon dan aneka ceritanya dulu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe... ini ceritaku pas merantau di malang mbak... karena sering naik matarmaja kalo pulang ke jateng..

      Hapus
  9. Kunjungan perdana nih blognya bagus juga fast load :D like this :D

    wah lagi krisis ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tahun 2008 mas... sekarang krisis tempe... haha

      Hapus
    2. hahaha kok bisa krisis tempe? ga sekalian temennya si tahu, ckckkc....

      Hapus
    3. indonesia mau ngimpor kedele... bijak gak ??

      Hapus
  10. lumajang...
    ga apal tempursari
    taunya senduro, haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. senduro bukannya yang ada jembatan melintasi laut itu ya ...?

      # dongggg.....

      Hapus
  11. oalaaaaah mas... tempursari toh???
    asli malang atau lumajang ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. asli Batang, Jateng... merantau ndek malang, trus hijrah nang lumajang...
      nomaden... hehehe... Ocha mesti paham yo tempursari...

      Hapus
  12. wwooowww tmpatnya indah bngt kali ya,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. pantai bro... bukan kali.....

      # plakkkk....

      Hapus
  13. rosok apa wit ??
    pengalamannya dah byk jg yaaa...sukses sllu buat Wito yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. rosok apa aja mi... yang penting jangan rosok an manusia... ora payu.... hehehe....

      Hapus
  14. Temposari..., hmmm pemandangan yang indah

    BalasHapus

Sebenarnya blog ini berisi catatan bebas, yang tak berarti apa - apa, jadi jangan terlalu diambil hati. Jika ingin berkomentar mohon berkomentar secara bijak. Suwun..