Halaman

Minggu, 19 Maret 2017

Gunung itu

Selayak para pendaki yang selalu ingin ke gunung, bahkan ingin saat terakhirnya berada di gunung. Begitupun jiwaku, entah sudah berapa lama aku merindukan nya. Bukan hanya sunrise, tapi desau angin dan aroma tanah bahkan badai yang menggetarkan jiwapun aku merindukan nya.
Dingin embun malam yang membasahi rerumputan, selimut kabut merambahi setiap jengkal alam..hitam, gelap... Gemuruh hujan tak menjadi kerisauan dalam diri, justru keadaan itu menjadikan ketenangan dalam hati. Dimana dapat kurenungkan arti kehidupan, tanpa bersinggungan dengan konflik konflik jiwa yang seringkali memuakkan perasaan.
Aku ingin mengerti dan memahami. Walaupun terkadang sulit ditemukan, meskipun kadanga rasa tenang cukup menyelimurkan apa apa tentang tujuan itu. Setidaknya jiwa hanya berpasrah, tanpa memikirkan sesuatu apapun yang membebani. Membiarkan semuanya berjalan apa adanya. Membiarkan hembusan angin memperlakukan aku sesukanya, terkadang menyentuh dengan ramah, terkadang menabrak dengan binal. Biarkan... Biarkan...
Biarkan hawa dingin menusuk tetulangku, sekuat ku bertahan, aku tersenyum dalam kedinginan, tertawa dalam gigilan.

Gilakah.... Mungkin iya.. Kerinduan itu kian menyeruak saat aku mengingatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebenarnya blog ini berisi catatan bebas, yang tak berarti apa - apa, jadi jangan terlalu diambil hati. Jika ingin berkomentar mohon berkomentar secara bijak. Suwun..