Satu problema yang kuhadapi sangat
rumit, hingga kadang aku harus merenung untuk memikirkan jalan
keluarnya. Sejauh ini belum kutemukan cara penyelesaian yang
terbaik..
antara cinta dan keluarga.. mungkin
itulah satu judul yang cocok untuk menceritakan kisahku. Aku
mencintai seseorang, yang tak disetujui oleh keluargaku. Alasannya
adalah adat.. entah seperti apa kedudukan hukum adat di dunia ini,
gampang – gampang susah menurutku.. kalo ada yang sesuai dengan
keadaanku, aku setuju, tapi jika tidak, aku ingin berontak..
Wanita itu satu daerah dengan istri
kakak ku.. dan oleh adat disana tak diperbolehkan kakak beradik
menikahi wanita dalam satu daerah. Begitu kata kakak ku.. Meskipun
aku tak setuju, aku selalu mencoba untuk tidak apatis dengan
perkataan mereka.. selalu ku coba menimbang dan mencari kebenaran...
Suatu hari sehabis idul fitri.. semua
keluargaku berkumpul.. sebelumnya aku tak tau apa maksud semuanya.
Hingga akhirnya aku mengerti bahwasannya musyawarah itu adalah untuk
melarang ku berhubungan dengan wanita yang kucintai..
Sungguh perih hatiku tersayat waktu
itu, entahlah... Karena aku mungkin mencitainya dan dia mencintai
aku.. Semangat hidupku kian surut, jadilah aku seorang yang
mbambung.. tak peduli cuek.. aku cuma haus akan ketenangan.. dan
kebenaran..
Gunung demi gunung ku daki, sebagai
pelampiasan rasa ketidak puasanku atas keadaannku.. Pikiranku cuma
satu waktu itu, Andai saja aku mati di gunung, maka aku tak akan
menyesalkannya.. Tak ada yang ku takutkan.. bahkan kematian
sekalipun..
Hari terus berganti.. tak terasa 3
tahun sudah hubungan kami, karena kami terus berhubungan meskipun tak
ada yang tahu, bahkan keluargaku. Entah apa yang ku pikirkan pada
saat itu, yang pasti aku mencintainya.. dan aku percaya bahwa kalau
jodoh aku pasti dapat bersanding dengannya.. meski begitu aku tak
pernah sekalipun membenci keluargaku.. biarlah mereka berjalan pada
pikiran masing – masing.. aku tak akan menikah tanpa persetujuan
mereka, dan aku tak akan menikah dnegan orang yang tidak aku cintai..
Biarlah waktu mencatat semuanya..
setiap rasa dalam detik kehidupanku.. hingga suatu saat nanti Allah
akan berttindak.. Aku tahu Dia mengerti yang aku butuhkan, bukan yang
kuinginkan..
Kepasrahan – demi kepasrahan semakin
menghempaskan ku ke sudut sepi di kota yang ramai ini.. terlalu lama
aku pergi.. benarkah aku adalah orang yang pengecut untuk
mengutarakan cinta ?.. akh.. biarlah mereka berkata.. biar mereka
bicara.. toh angin akan menelan semuanya... karena mereka tak tahu
apa sebenranya yang kurasakan... entah sampai kapan....
waduh ada adat yang seperti itu kah..?
BalasHapusdengan istri kakaknya masih ada hubungan darah kah..?
Tidak ada... malah sebelumnya mereka gak saling kenal..... Rumahnya juga berjauhan.. Lain Kelurahan....
Hapus# ngenes...