Tahun 2008
Stasiun Poncol Semarang
18.45
Terdengar
tuuuuuuutt... suara semboyan (klakson) kereta api dari dalam stasiun,
aku terduduk di lantai beranda stasiun bersama Nadi, temanku dari desa.
Disekelilingku orang - orang melakukan hal sama, duduk di lantai,
menunggu dibukanya loket kereta api yang umumnya ekonomi, seperti kami
pula.
Menunggu adalah hal yang menjemukan, beberapa jam kami
menunggu, tepat jam 20.30 loket kereta api jurusan Jakarta - Malang
dibuka. Aku mengantri di depan loket, bersama orang - orang yang satu
jurusan.
"Malang Bu, 2"..
"52 ribu mas.."
Kusodorkan
uang 50-an dan 10-an ribu, pada waktu itu harga tiket 26.000 per orang
untuk jurusan Semarang - Malang, menggunakan kereta ekonomi Matarmaja.
Kemudian kami masuk ke peron stasiun, dan bertanya kepada satpam yang jaga di pintu peron.
"Matarmaja arah Malang jam berapa mas ?".. tanyaku
"Nanti jam 10 malam"..
"Baik, terimakasih.."
............
21.45
15
menit lagi kereta datang, pikirku. Kamipun bersiap - siap, membawa
sebuah tas besar, dan sebuah kardus berisi emping dari Limpung.
Waktu
itu aku baru lulus SMA, pertama kalinya aku naik kereta, dan pertama
kalinya aku pergi ke Malang. Tujuanku adalah rumah kakak ku, dia menikah
dengan orang Malang. Karena baru lulus dan aku ingin minta uang untuk
masuk kuliah (pada waktu itu 1 jt karena aku ingin kuliah D1) yang
katanya kakakku sudah menjadi bos rongsok (jual beli rongsok / barang
bekas).
Sedangkan Nadi adalah temanku, dia sudah dewasa, sehari -
harinya jualan siomay di sekolah - sekolah. Dia ingin mencari rejeki di
tempat kakakku, bekerja ikut mencari rongsok di sana.
......
22.30
Aku mulai gelisah, karena belum ada pengumuman bahwa kereta Matarmaja akan datang,
"Apakah aku yang tidak dengar sampai ketinggalan kereta." pikirku cemas.
Akhirnya
ku putuskan untuk bertanya kepada satpam. Hatiku sedikit lega karena
katanya keretanya terlambat, mungkin pukul 00.00 katanya.
Setidaknya
aku belum ketinggalan kereta, pikirku, walaupun terpaksa menunggu lama
sambil ngantuk - ngantuk, aku tiduran di kursi panjang stasiun yang
mulai sepi.
.......
01.00
Terdengar peringatan dari Toa stasiun bahwa Matarmaja jurusan Malang akan segera datang di jalur 3.
"Terlambat lama sekali.." pikirku.
Kamipun
bersiap, melangkah ke peron 3, berdiri menunggu... Jelas suara semboyan
kereta memekakan telinga, disertai dengan sorot lampu tajam mendekat ke
arah kami.
Keretapun berhenti, pintunya jauh dari tempat kami
berdiri, memaksa kami berlari menuju pintu kereta. Gerbong 8. Kami
berdesakan masuk kereta setelah memberi jalan beberapa penumpang yang
mau turun.
Di atas kereta kami mencari kalau - kalau ada kursi
yang kosong. Banyak sekali kursi kosong, namun sayang dibuat tidur
penumpangnya telentang, sehingga jatah buat 3 orang dipakai 1 orang.
Hatiku nggondok sebenarnya, " inikah profil kereta malam kelas ekonomi" pikirku.
Mau tidak mau kami duduk di pintu, lesehan nggelar koran, yang kami beli dengan harga 1 ribu (hanya 2 lembar, koran bekas).
Bau - bau badan, disertai pesing WC yang tepat didepan kami membuat kami tak bisa tidur..
........
Tuuuuuuuuuuttttttttttttttt,,......
Kereta
berangkat, mulailah aku meninggalkan kehidupan ku yang lalu. Entah apa
yang akan terjadi di kehidupan ku masa datang. Aku hanya bisa merenung
sambil memandangi bintang - bintang yang seakan mengucapkan selamat
jalan kepadaku. Bebauan itu kian tidak terasa, karena aku mulai
terbiasa. Angin malam tak sedingin di desaku, meski kereta melaju dengan
kencang. Kusandarkan kepalaku di dinding - dinding kereta, sementara
para penjaja makanan masih terus berlalu lalang diantara kami, sambil
sesekali meneriakkan dagangan mereka....
cerita asli apa ngarang nih...?
BalasHapusAseli mas bro...
HapusBtw Sampean asli mana mas ?
BalasHapusSaya lair di batang..
HapusJadi Ingat pas naik kereta ekonomi... Kotor... hemmm....
BalasHapusbetullllll...
Hapus